Senin, 01 November 2010


ASAL-USUL BAHASA INDONESIA


Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan tanggal bersejarah bagi bahasa Indonesia yang saat itu
diresmikan menjadi bahasa negara dan menjadi bahasa persatuan dari sekian ratus bahasa
daerah.
Namun seperti apakah yang dinamakan bahasa Indonesia itu? Orang mengenalnya sebagai
bahasa Melayu yang dimodifikasi, lalu dicampur dengan bahasa-bahasa serapan dari berbagai
daerah dan dari bahasa asing, kemudian dibakukan.
Dari manakah asal-usul bahasa Melayu itu? Apakah bahasa itu hanya dituturkan oleh etnis
Melayu sejak berabad-abad lalu? Padahal etnis Melayu sendiri hanya sebagian kecil saja dari
ratusan etnis di nusantara?
Arkeolog Harry Truman Simanjuntak mengatakan, bahasa Melayu dan ratusan bahasa daerah
lainnya di nusantara sebenarnya berakar dari bahasa Austronesia yang mulai muncul sekitar
6.000-10.000 tahun lalu.
Penyebaran penutur bahasa Austronesia, ujar Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) itu,
merupakan fenomena besar dalam sejarah umat manusia karena sebagai suatu rumpun
bahasa, Austronesia merupakan yang terbesar di dunia, meliputi 1.200 bahasa dan dituturkan
oleh hampir 300 juta populasi.
Masyarakat penuturnya tersebar luas di wilayah sepanjang 15 ribu km meliputi lebih dari
separuh bola bumi, yaitu dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di ujung timur, dari
Taiwan-Mikronesia di utara hingga Selandia Baru di selatan.
"Out of Taiwan"
Mengenai asal-usul penutur Austronesia, Harry mengatakan, ada beberapa hipotesa. Yang
paling umum adalah hipotesa bahwa asal leluhur penutur Austronesia adalah Formosa
(Taiwan) atau model "Out of Taiwan".
Arkeolog lainnya Daud A Tanudirjo menyebutkan, Robert Blust adalah pakar linguistik yang
paling lantang menyuarakan pendapat bahwa asal-ususl penutur Austronesia adalah Taiwan.
Sejak 1970-an Blust telah mencoba merekonstruksi silsilah dan pengelompokan
bahasa-bahasa dari rumpun Austronesia misalnya kosakata protobahasa Austronesia
yang berkaitan dengan flora dan fauna serta gejala alam lain, kata Daud.
"Ia juga menawarkan rekonstruksi pohon kekerabatan rumpun bahasa Austronesia dan
perkiraan waktu pencabangannya mulai dari Proto-Austronesia hingga Proto-Oseania,"
katanya.
1 / 3
Asal Usul Bahasa Indonesia
Wednesday, 23 December 2009 15:51
Para leluhur ini, diungkapkan Daud, awalnya berasal dari Cina Selatan yang bermigrasi ke
Taiwan pada 5.000-4.000 SM, namun akar bahasa Austronesia baru muncul beberapa abad
kemudian di Taiwan.
Kosakata yang dapat direkonstruksi dari bahasa awal Austronesia yang dapat dilacak antara
lain : rumah tinggal, busur, memanah, tali, jarum, tenun, mabuk, berburu, kano, babi, anjing,
beras, batu giling, kebun, tebu, gabah, nasi, menampi, jerami,
hingga mengasap.
Para petani purba di Taiwan ini berkembang cepat dan lalu terpecah-pecah menjadi
kelompok-kelompok yang hidup terpisah dan bahasanya menjadi berbeda-beda dengan
setidaknya kini ada sembilan bahasa yang teridentifikasi sebagai bahasa formosa.
Bermigrasi
Migrasi leluhur dari Taiwan ke Filipina mulai terjadi pada 4.500-3.000 SM. Leluhur ini adalah
salah satu dari kelompok yang memisahkan diri. Mereka bermigrasi ke selatan menuju
Kepulauan Filipina bagian utara yang kemudian memunculkan cabang bahasa baru yakni
Proto-Malayo-Polinesia (PMP).
Tahap berikutnya, ujar Daud, terjadi pada 3.500-2.000 SM di mana masyarakat penutur
bahasa PMP yang awalnya tinggal di Filipina Utara mulai bermigrasi ke selatan melalui Filipina
Selatan menuju Kalimantan dan Sulawesi serta ke arah tenggara menuju Maluku Utara.
Proses migrasi ini membuat bahasa PMP bercabang menjadi bahasa Proto Malayo Polinesia
Barat (PWMP) di kepulauan Indonesia bagian barat dan Proto Malayo Polinesia Tengah-Timur
(PCEMP) yang berpusat di Maluku Utara.
"Rupanya ketika bermigrasi ke arah tenggara penanaman padi mulai ditinggalkan karena tidak
sesuai dengan lingkungannya. Mereka mulai memanfaatkan tanaman keladi dan umbi-umbian
lain serta buah-buahan," katanya.
Namun pada 3.000-2.000 SM leluhur yang ada di Maluku Utara bermigrasi ke selatan dan
timur. Hanya dalam waktu singkat migrasi dari Maluku Utara mencapai Nusa Tenggara sekitar
2.000 SM yang kemudian memunculkan bahasa Proto Malayo Polinesia Tengah
(PCMP).
Demikian pula migrasi ke timur yang mencapai pantai utara Papua Barat dan melahirkan
bahasa-bahasa Proto Malayo-Polinesia Timur (PEMP).
Migrasi dari Papua Utara ke barat terjadi pada 2.500 SM dan ke timur pada 2.000-1.500 SM, di
mana penutur PEMP di wilayah pantai barat Papua Barat melakukan migrasi arus balik menuju
Halmahera Selatan, Kepulauan Raja Ampat, dan pantai barat Papua Barat
yang kemudian muncul bahasa yang dikelompokkan sebagai Halmahera Selatan-Papua Nugini
Barat (SHWNG).
2 / 3
Asal Usul Bahasa Indonesia
Wednesday, 23 December 2009 15:51
Setelah itu kelompok lain dari penutur PEMP bermigrasi ke Oseania dan mencapai kepulauan
Bismarck di Melanesia sekitar 1.500 SM dan memunculkan bahasa Proto Oseania.
"Sedangkan di Kepulauan Indonesia di bagian barat, setelah sempat menghuni Kalimantan
dan Sulawesi, pada 3.000-2.000 SM, para penutur PWMP bergerak ke selatan, bermigrasi ke
Jawa dan Sumatera," katanya.
Penutur PWMP yang asalnya dari Kalimantan dan Sulawesi itu lalu bermigrasi lagi ke utara
antara lain ke Vietnam pada 500 SM dan Semenanjung Malaka, ujarnya.
Menjelang awal tahun Masehi, penutur bahasa WMP juga menyebar lagi ke Kalimantan
sampai ke Madagaskar, tambah Daud.
Bentuk rumpun bahasa Austronesia ini lebih menyerupai garu daripada bentuk pohon. Karena
semua proto-bahasa dalam kelompok ini, dari Proto Malayo Polynesia hingga Proto Oseania
menunjukkan kesamaan kognat yang tinggi, yaitu lebih dari 84 persen dari 200 pasangan kata,
katanya.
Dengan demikian, kata Harry Truman, hampir seluruh kawasan nusantara bahkan sampai ke
kawasan negeri-negeri tetangga dan masyarakat kepulauan Pasifik dan Madagaskar
menuturkan bahasa yang asal-muasalnya merupakan bahasa Austronesia.
"Kecuali masyarakat yang ada di pedalaman Papua dan pedalaman pulau Timor yang
bahasanya lebih mirip dengan bahasa pedalaman Australia," katanya.
Bahasa Indonesia sekarang ini, kata Harry lagi, sudah sangat kompleks karena penuturnya
tidak hanya hidup dengan sukunya masing-masing dan beradaptasi dengan rumpun bahasa
dunia lainnya seperti dari India, Arab, Portugis, Belanda dan Inggris.
3 / 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



siapa nama saya